Menyoal Lailatul Qadar
Sehingga, jika dilirik lebih serius lagi, lailatul Qadar sering diklaim sebagai kedudukan yang tinggi dan kemulian yang terhormat. Bahkan, Muhammad Abduh memberikan pemaknaaan terhadap kata “al-Qadar” di dalam kitab tafsir Juz ‘Ammanya dengan dua makna: Pertama, “taqdir”.
Karena Allah pada malam ini mulai mentakdirkan agama-Nya dan membatasi khithtah untuk nabi-Nya dalam menyeru manusia kepada agama yang dapat melepaskan mereka dari kerusakan dan kehancuran yang sedang meraka alami. Kedua, “syarf” (kemuliaan). Karena pada malam ini Allah mengangkat kedudukan nabi-Nya dan memuliakannya dengan risalah, serta membangkitkannya menjadi Rasul.
Yang menjadi kian mempesona, kenapa malam itu diklaim sebagai malam lailatul qadar? Sejatinya, pertanyaan itu muncul dikarenakan di dalam surat al-Qadar dimuat penjelasan turunnya malaikat. Berkenaan dengan masalah ini lahir beragam penafsiran. Qosim Abdullah dalam bukunya “Wa
Karena Allah pada malam ini mulai mentakdirkan agama-Nya dan membatasi khithtah untuk nabi-Nya dalam menyeru manusia kepada agama yang dapat melepaskan mereka dari kerusakan dan kehancuran yang sedang meraka alami. Kedua, “syarf” (kemuliaan). Karena pada malam ini Allah mengangkat kedudukan nabi-Nya dan memuliakannya dengan risalah, serta membangkitkannya menjadi Rasul.
Yang menjadi kian mempesona, kenapa malam itu diklaim sebagai malam lailatul qadar? Sejatinya, pertanyaan itu muncul dikarenakan di dalam surat al-Qadar dimuat penjelasan turunnya malaikat. Berkenaan dengan masalah ini lahir beragam penafsiran. Qosim Abdullah dalam bukunya “Wa
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda