Ramadan dan Budaya Pasar
05 September 2010
0 Komentar
Kesucian Ramadan
kerap kali diganggu oleh budaya pasar. Seolah teori ekonomi, supply
and demand, menjadi amunisi pamungkas bagi justifikasi tuntutan pasar.
Budaya pasar seolah seirama dengan tetabuhan yang meningkahi riuh
rendah tarian Ramadan. Masyarakat Muslim dirayu dan diajak untuk sibuk
dengan persiapan materialistik belaka, mulai dari penyediaan bahan
penganan sampai kebutuhan badaniah lainnya.
Ramadan
tak lagi dimaknai sebagai bulan pembakaran dosa dan perbaikan akhlak
untuk menjadi diri paripurna (insan kamil) dengan predikat muttaqin
(orang yang takwa). Doa telah kehilangan esensi permohonan kepada Sang
Khalik. Ungkapan kata maaf di antara kita sebatas basa-basi komunikasi.
Teknologi telekomunikasi seb
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda
Berita
Entry Data e-PPGBM Dan Laporan Rutin Di Website Sigizi Terpadu Harus Dilaksanakan Setiap Bulan
26 Juli 2022
news,featured
Sekda Pati Ajak Fatayat NU Tingkatkan Kolaborasi untuk Kesejahteraan Masyarakat
02 September 2024
news,featured