Ramadan dan Budaya Pasar

Kesucian Ramadan kerap kali diganggu oleh budaya pasar. Seolah teori ekonomi, supply and demand, menjadi amunisi pamungkas bagi justifikasi tuntutan pasar. Budaya pasar seolah seirama dengan tetabuhan yang meningkahi riuh rendah tarian Ramadan. Masyarakat Muslim dirayu dan diajak untuk sibuk dengan persiapan materialistik belaka, mulai dari penyediaan bahan penganan sampai kebutuhan badaniah lainnya.
Ramadan tak lagi dimaknai sebagai bulan pembakaran dosa dan perbaikan akhlak untuk menjadi diri paripurna (insan kamil) dengan predikat muttaqin (orang yang takwa). Doa telah kehilangan esensi permohonan kepada Sang Khalik. Ungkapan kata maaf di antara kita sebatas basa-basi komunikasi.

Teknologi telekomunikasi seb

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda